Senin, 03 Oktober 2011

Tafsiran II Yohanes


Tafsiran terhadap surat II Yohanes
2 John 1:1-13   ~O presbu,teroj evklekth/| kuri,a| kai. toi/j te,knoij auvth/j( ou]j evgw. avgapw/ evn avlhqei,a|( kai. ouvk evgw. mo,noj avlla. kai. pa,ntej oi` evgnwko,tej th.n avlh,qeian(  2  dia. th.n avlh,qeian th.n me,nousan evn h`mi/n kai. meqV h`mw/n e;stai eivj to.n aivw/naÅ  3  e;stai meqV h`mw/n ca,rij e;leoj eivrh,nh para. qeou/ patro.j kai. para. VIhsou/ Cristou/ tou/ ui`ou/ tou/ patro.j evn avlhqei,a| kai. avga,ph|Å  4  VEca,rhn li,an o[ti eu[rhka evk tw/n te,knwn sou peripatou/ntaj evn avlhqei,a|( kaqw.j evntolh.n evla,bomen para. tou/ patro,jÅ  5  kai. nu/n evrwtw/ se( kuri,a( ouvc w`j evntolh.n kainh.n gra,fwn soi avlla. h]n ei;comen avpV avrch/j( i[na avgapw/men avllh,loujÅ  6  kai. au[th evsti.n h` avga,ph( i[na peripatw/men kata. ta.j evntola.j auvtou/\ au[th h` evntolh, evstin( kaqw.j hvkou,sate avpV avrch/j( i[na evn auvth/| peripath/teÅ  7  o[ti polloi. pla,noi evxh/lqon eivj to.n ko,smon( oi` mh. o`mologou/ntej VIhsou/n Cristo.n evrco,menon evn sarki,\ ou-to,j evstin o` pla,noj kai. o` avnti,cristojÅ  8  ble,pete e`autou,j( i[na mh. avpole,shte a] eivrgasa,meqa avlla. misqo.n plh,rh avpola,bhteÅ  9  pa/j o` proa,gwn kai. mh. me,nwn evn th/| didach/| tou/ Cristou/ qeo.n ouvk e;cei\ o` me,nwn evn th/| didach/|( ou-toj kai. to.n pate,ra kai. to.n ui`o.n e;ceiÅ  10  ei; tij e;rcetai pro.j u`ma/j kai. tau,thn th.n didach.n ouv fe,rei( mh. lamba,nete auvto.n eivj oivki,an kai. cai,rein auvtw/| mh. le,gete\  11  o` le,gwn ga.r auvtw/| cai,rein koinwnei/ toi/j e;rgoij auvtou/ toi/j ponhroi/jÅ  12  Polla. e;cwn u`mi/n gra,fein ouvk evboulh,qhn dia. ca,rtou kai. me,lanoj( avlla. evlpi,zw gene,sqai pro.j u`ma/j kai. sto,ma pro.j sto,ma lalh/sai( i[na h` cara. h`mw/n peplhrwme,nh h=|Å  13  VAspa,zetai, se ta. te,kna th/j avdelfh/j sou th/j evklekth/jÅ

Pertanyaan penelitian
1.      Siapakah yang dimaksudkan oleh Yohanes dengan Ibu yang terpilih?
2.      Apakah yang dimaksudkan dengan orang yang telah mengenal kebenaran?
3.      Apa yang dimaksudkan dengan hidup dalam kebenaran?
4.      Apa yang dimaksud dengan memiliki Bapa maupun Anak?
5.      Mengapa hanya dengan memberi salam kepada penyesat, kita akan mendapat bagian dalam perbuatan yang jahat?
Analisis
            Surat Yohanes yang kedua ini dibuka dengan sebuah kalimat pembuka yang menyatakan bahwa surat ini dikirim dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku (Penatua) itu kasihi. Kata ‘Penatua’ dalam ayat ini menggunakan kata  presbu,teroj (presbuteros), dalam kebanyakan masyarakat sebutan ini diberikan kepada orang-orang, yang berdasarkan usia tua atau pengalaman memang layak untuk memerintah. Kata ini berasal dari bahasa Sparta (presbus), yang memiliki arti kata ‘usia tua’. Istilah ini agaknya memang sudah sangat familiar untuk dipakai, sebab sebutan ini dilukiskan telah dimiliki oleh orang-orang Israel sejak zaman pembuangan di Mesir (Kel 3:16)[1], sampai di zaman Perjanjian Baru pun sebutan ini masih terus dipakai, termasuk oleh Yohanes ketika ia menuliskan suratnya yang kedua ini. Yohanes menyebutkan alamat penulisan suratnya yang kedua ini yaitu Ibu yang terpilih. Ada banyak tafsiran yang bermunculan terkait dengan istilah yang diberikan oleh Yohanes ini. Ada yang menyebutkan bahwa yang dimaksudkan oleh Yohanes sebagai ‘Ibu yang terpilih’ ini adalah gereja, dimana Yohanes menggunakan istilah ini secara figuratif . Tetapi ada juga penafsir yang menafsirkan bahwa istilah ini mengacu pada seorang individu. L.L Morris memiliki pendapat sendiri terkait dengan istilah yang disebutkan oleh Yohanes dalam salam pembuka di suratnya yang kedua ini. L.L Morris menyatakan bahwa ini bisa berarti perseorangan, baik tanpa nama, maupun seorang ibu bernama Elekta, atau Kuria, atau Elekta Kuria. Tetapi ada keberatan terhadap tiap pendapat ini. Selanjutnya, alpanya acuan yang bersifat perseorangan dalam surat ini, pemakaian jamak yang hampir tidak berubah, isi surat, dan akhir kata ‘Salam kepada kamu dari anak-anak saudaramu yang terpilih’, membuat hampir pasti bahwa surat ini ditujukan kepada suatu jemaat[2]. Agaknya Yohanes menggunakan bahasa figuratif untuk menuliskan alamat tujuan penulisan suratnya ini. Selain itu, penggunaan istilah ‘penatua’ juga menunjukkan bahwa Yohanes memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan alamat penulisan suratnya itu, sekaligus menunjukkan Yohanes sebagai orang yang dihormati oleh alamat dimana surat itu ditulis. Dalam bahasa Yunani, kata ‘terpilih’ menggunakan kata  evklekth/| (eklekte), Thayer mendefinisikan arti kata ini sebagai dipilih oleh Tuhan adalah lebih dari yang terbaik, yang unggul. Hal ini menunjukkan bahwa alamat penulisan surat Yohanes yang kedua ini merupakan jemaat yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan jemaat lain yang juga dibina oleh rasul Yohanes.
Rasul Yohanes menuliskan surat ini tidak hanya dengan tujuan kepada jemaat yang ia sebutkan sebagai ‘Ibu yang terpilih’ saja, tetapi ia juga menyatakan bahwa suratnya yang kedua ini juga ia tujukan kepada anak-anak dari Ibu yang terpilih itu. Dalam bahasa Yunani, kata ‘anak-anak’ menggunakan kata toi/j te,knoij auvth/j (tois teknois autes= her children). Bila mengacu kepada apa yang tertulis di atas, yang menyatakan bahwa apa yang dimaksudkan oleh Yohanes dengan ‘Ibu yang terpilih’ mengacu pada sebuah jemaat, atau dapat dikatakan gereja. Maka yang dimaksudkan oleh Yohanes dengan ‘anak-anak’ ialah jemaat dari gereja yang ia sebutkan sebagai ‘Ibu yang terpilih’ itu. Rasul Yohanes kemudian menyatakan bahwa suratnya itu ia tuliskan kepada ‘Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi’. Jika menengok dalam bahasa aslinya, kata-kata tersebut ditulis dengan bentuk ou]j evgw. avgapw/ evn avlhqei,a| (us ego en aleteia), bila diterjemahkan kata-kata itu memiliki arti anak-anaknya yang aku kasihi dalam kebenaran. Kasih yang diberikan Yohanes kepada gereja dan jemaat yang menjadi alamat penulisan suratnya yang kedua ini merupakan kasih yang tidak biasa, sebab ia mengasihi mereka dalam kebenaran. Bila menengok kepada injil yang ditulis oleh Yohanes, maka kita akan menemukan bahwa Yohanes menyebutkan bahwa kebenaran adalah firman Allah (Yoh 17:17). Hal ini menunjukkan bahwa Yohanes mengasihi mereka dengan kasih yang berdasarkan atas firman Tuhan. Lebih lagi Yohanes menambahkan bahwa gereja dan jemaat yang menjadi alamat penulisan suratnya yang kedua ini tidak hanya dikasihi oleh Yohanes sendiri, tetapi mereka juga dikasihi oleh semua orang yang telah mengenal kebenaran. Artinya ialah juga oleh semua orang yang telah mengenal firman Allah. Dalam bahasa Yunani, kata ‘mengenal’ menggunakan kata evgnwko,tej (egnokotes), kata ini memiliki akar kata ginw,skw (ginosko), kata ini menggunakan case Perfect Active Participle yang menunjukkan kegiatan yang sudah selesai dikerjakan mendahului kata kerja utama, dan efek dari kegiatan tersebut masih berlangsung sampai saat ini[3]. Hal ini menunjukkan bahwa pengenalan Yohanes dam orang-orang yang mengenal firman Allah telah lama terjadi, tetapi dampak dari pengenalan tersebut masih terus berlangsung sampai saat dimana Yohanes menuliskan suratnya yang kedua ini. Kasih yang diberikan oleh Yohanes dan orang-orang yang telah mengenal kebenaran kepada gereja dan jemaat tersebut dapat terjadi karena kebenaran yang dimiliki Yohanes dan orang-orang yang mengenal firman Allah dan kebenaran tersebut akan terus menyertai mereka sampai selama-lamanya. Yohanes menuliskan hal ini dalam injil yang ia tulis, dimana ia mencatat pernyataan Yesus yang menyebutkan bahwa Yesus menjanjikan seorang penolong yang lain, yaitu Roh kebenaran. Roh ini akan diam di dalam orang yang percaya kepada Yesus dan Roh tersebut akan menyertai orang-orang yang percaya kepada Yesus sampai selama-lamanya (Yoh 14:16-17). Kasih yang mereka miliki tidak bersumber dari dalam diri mereka sendiri, tetapi kasih itu berasal dari Roh kebenaran yang telah dijanjikan oleh Yesus. Dalam bahasa Yunani, kata ‘tetap’ menggunakan kata me,nousan (menousan), kata ini menggunakan Present Active Participle, yang menunjukkan kegiatan yang berlangsung yabg bersamaan dengan kata kerja utama[4]. Hal ini menunjukkan bahwa kebenaran itu berlangsung terus menerus di dalam Yohanes dan orang-orang yang mengenal firman Allah. Yohanes kemudian menambahkan salam pembuka di suratnya yang kedua ini dengan menuliskan doanya bahwa kasih karunia, rahmat, dan damai sejahtera akan menyertai mereka dalam kebenaran dan kasih.
Rasul Yohanes kemudian menyatakan bahwa ia sangat bersukacita bahwa ia mendapat anak-anak dari Ibu yang terpilih itu hidup dalam kebenaran. Dalam bahasa Yunani, kata ‘mendapati’ menggunakan kata eu[rhka (eureka), kata ini menggunakan case Perfect Active Indicative, yang menunjukkan kegiatan yang telah selesai dilakukan pada waktu yang lampau, tetapi hasil kegiatannya masih berlangsung sampai saat ini[5]. Hal ini menunjukkan bahwa Yohanes tidak hanya sesekali menemukan jemaat dari gereja yang menjadi alamat penulisan suratnya yang kedua ini hidup dalam kebenaran, tetapi hal tersebut ia lihat dan temukan secara terus menerus. Yohanes melihat bahwa mereka senantiasa hidup di dalam kebenaran. Dalam injil yang ia tulis, Yohanes mengutip perkataan Tuhan Yesus yang menyatakan bahwa firmanNya adalah kebenaran (Yoh 17:17), hal ini menunjukkan bahwa kebenaran yang ia maksudkan adalah firman yang disampaikan oleh Yesus Kristus. Hal ini menunjukkan bahwa jemaat gereja yang menjadi alamat penulisan suratnya yang kedua ini senantiasa hidup dalam firman Tuhan. Dalam bahasa Yunani, kata ‘hidup’ menggunakan kata  peripatw/men (peripatomen), kata ini memiliki makna berjalan. Tentunya berjalan yang dimaksudkan disini bukanlah berjalan dengan kaki fisik manusia, tetapi yang dimaksud ialah perjalanan hidup orang percaya. Selain itu kata ini menggunakan case Present Active Subjunctive, yang menunjukkan linear action[6]. Hal ini menunjukkan bahwa rasul Yohanes menyatakan bahwa jemaat yang menjadi alamat penulisan suratnya yang kedua ini senantiasa berjalan dalam kebenaran, yaitu firman Allah. Dalam Alkitab TB LAI, dituliskan bahwa Yohanes menyatakan bahwa separuh dari jemaat hidup dalam kebenaran. Bila melihat dalam Alkitab berbahasa Yunani tidak ditemukan kata ‘separuh’ disana, tetapi Alkitab berbahasa Yunani menggunakan preposisi evk (ek), preposisi ini merupakan preposisi yang memiliiki sifat membagi dua. Hal ini menunjukkan bahwa Yohanes melihat bahwa jemaat dari gereja yang menjadi alamat penulisan suratnya ini ada yang memiliki gaya hidup dalam kebenaran firman Tuhan, tetapi ada juga yang tidak[7]. Rasul Yohanes mengatakan bahwa alamat penulisan suratnya yang kedua ini hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang telah mereka terima dari Bapa. Apabila kita menengok dalam suratnya yang pertama ia tuliskan, maka kita akan mendapati bahwa yang menjadi perintah Bapa adalah supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi (I Yoh 3:23). Hal ini menunjukkan bahwa jemaat yang menjadi alamat penulisan suratnya yang kedua ini telah percaya kepada Yesus yang adalah Anak Allah dan juga mereka telah saling mengasihi. Dalam bahasa Yunani, kata ‘terima’ ditulis dengan bentuk evla,bomen (elabomen), kata ini ditulis dengan bentuk Second Aorist Active Indicative, yang menunjukkan kegiatan yang telah selesai dilakukan[8]. Hal ini menunjukkan bahwa perintah yang dikerjakan oleh komunitas Yohanes itu telah mereka terima sebelum suratnya ini dituliskan.
Kemudian rasul Yohanes menyapa kembali Ibu, yang menjadi alamat penulisam suratnya yang kedua ini. Rasul Yohanes menuliskan bahwa ia meminta kepada ibu yang terpilih tersebut untuk saling mengasihi satu dengan yang lain. Dalam bahasa Yunani, kata ‘minta’ menggunakan kata evrwtw/ (eroto), Strong mendefinisikan kata ini dengan pengertian desire (kerinduan)[9], hal ini menunjukkan bahwa Yohanes sangat merindukan agar Ibu yang terpilih itu dapat hidup di dalam kasih, dan juga dapat mengasihi satu dengan yang lain. Perintah ini agaknya senantiasa dikumandangkan oleh Yohanes dalam suratnya. Bila kita menengok dalam suratnya yang pertama, Yohanes juga sangat menekankan kepada komunitasnya agar mereka hidup di dalam kasih, dan dalam suratnya yang kedua ini, kembali Yohanes menuliskan sebuah kerinduan kepada Ibu yang terpilih ituu untuk dapat saling mengasihi. Namun dalam permintaannya yang ia tuliskan ini, rasul Yohanes menambahkan sebuah pernyataan penegasan bahwa kerinduannya ini bukanlah sebuah perintah yang baru lagi bagi mereka, tetapi kerinduannya ini merupakan perintah yang memang sudah ada dari pada mulanya. Dalam Alkitab International Standart Version, kerinduan yang dituliskan oleh Yohanes ini dituliskan setelah ia menyampaikan kerinduannya. Dalam Alkitab International Standart Version tertulis I am now requesting you, dear lady, that we continue to love each other (sekarang aku memnita kepadamu, Ibu, supaya kita tetap saling mengasihi). Dalam Alkitab terjemahan New English Translation, kalimat “bukan seolah-olah aku menuliskan perintah baru bagimu, tetapi menurut perintah yang sudah ada pada kita dari mulanya” dituliskan dalam sebuah tanda kurung, hal ini kemungkinan menunjukkan bahwa kalimat tersebut ditambahkan di kemudian hari untuk memperjelas perintah Yohanes itu. Kalimat ini senada dengan apa yang tertulis dalam I Yoh 2:7-8, dimana dalam suratnya yang pertama Yohanes pun menyatakan bahwa perintah untuk saling mengasihi bukanlah sebuah perintah yang baru lagi bagi mereka. Sebab perintah tersebut merupakan perintah yang diberikan oleh Yesus ketika Ia tengah melayani di bumi ini (Yoh 13:34-35). Kalimat tersebut di kemudian hari ditambahkan untuk menegaskan bahwa perintah tersebut bukanlah perintah yang baru bagi mereka. Melanjutkan kerinduannya itu, Rasul Yohanes kemudian mendefinisikan kasih itu. Yohanes menuliskan bahwa yang dimaksud dengan kasih adalah bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa kata ‘hidup’ memiliki makna perjalanan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa rasul Yohanes memerintahkan komunitasnya untuk berjalan dalam perintah-Nya.  Dalam Alkitab TB LAI dituliskan bahwa perintah-Nya adalah bahwa kita harus hidup di dalam kasih. Tetapi apabila melihat dalam Alkitab berbahasa Yunani maka kita tidak akan menemukan penjelasan tersebut. Kemungkinan penjelasan tersebut merupakan penambahan yang dilakukan oleh Lembaga Alkitab Indonesia untuk menegaskan perintah Yesus sesuai dengan konteks surat Yohanes (I Yoh 3:23). Sebab dalam bahasa Yunani tertulis au[th h` evntolh, evstin kaqw.j hvkou,sate avp avrch/j i[na evn auvth/| peripath/te (aute he entole estin katos ekousate ap apkes hina en aute peripatete=  inilah perintahNya seperti yang telah kita dengar dari sejak semula), oleh sebab itu dalam Alkitab TB LAI, Lembaga Alkitab Indonesia memberikan penjelasan bahwa perintah yang diberikan oleh Yesus dari sejak semula adalah agar mereka senantiasa hidup di dalam kasih.
Kemudian rasul Yohanes memberikan alasan mengapa penerima suratnya perlu untuk tetap hidup saling mengasihi satu dengan yang lain sebagaimana perintah yang diberikan oleh Bapa kepada mereka, yaitu karena banyak penyesat yang telah muncul dan telah pergi ke seluruh dunia. Dalam bahasa Yunani, kata ‘penyesat’ menggunakan kata pla,noi (planoi), menurut Strong kata ini memiliki arti penipu[10]. Hal ini menunjukkan bahwa penyesat-penyesat yang tengah ada di dalam dunia merupakan penipu akan kebenaran, dimana mereka tidak mengakui bahwa Yesus Kristus telah datang menjadi manusia. Dalam bahasa Yunani, kata ‘mengaku’ menggunakan bentuk o`mologou/ntej (homologountes), kata ini dibangun atas dua kata, yaitu ὁμοῦ (homou=bersama-sama) dan λόγος (logos=sesuatu yang dikatakan), artinya penyesat-penyesat itu tidak sependapat dengan apa yang dipercaya oleh Yohanes bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai daging/manusia. Hal ini menunjukkan bahwa penyesat-penyesat tersebut tidak mengakui inkarnasi Yesus. Hal tersebut sesungguhnya telah dinyatakan oleh Yohanes dalam pembukaan Injil yang ia tulis, dimana Yohanes menuliskan  Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.  2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah.  Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kitaYohanes 1:1-2,14a. Hal ini menunjukkan bahwa Yohanes percaya bahwa Yesus Kristus telah datang menjadi manusia, tetapi para penyesat tidak percaya akan hal tersebut. Yohanes menyatakan bahwa mereka yang tidak mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia adalah penyesat dan antikris. Yohanes mengelompokkan mereka yang tidak mengakui inkarnasi Yesus sebagai penyesat dan antikris. Yohanes menyebut mereka sebagai penyesat, sebab mereka menyebarkan ajaran yang tidak sesuai dengan apa yang sesungguhnya, yaitu bahwa Yesus memang sungguh telah datang sebagai manusia. Oleh sebab itu, Yohanes menyebut mereka sebagai penyesat, atau yang tadi telah dijelaskan bahwa mereka adalah penipu. Dan juga Yohanes menyebut mereka sebagai antikris, yaitu lawan dari Kristus. Hal ini senada dengan apa yang ditulis oleh Yohanes dalam suratnya yang pertama, dimana Yohanes menyatakan yang dimaksud dengan pendusta adalah mereka yang menyangkal Yesus adalah Kristus (I Yoh 2:22), dan yang tidak mengaku bahwa Yesus telah datang sebagai manusia adalah antikris (I Yoh 4:2-3).
Selanjutnya, rasul Yohanes memperingatkan kepada pembaca suratnya agar mereka waspada supaya mereka jangan sampai kehilangan apa yang telah dikerjakan oleh Yohanes. Dalam bahasa Yunani, kata ‘waspadalah’ menggunakan kata ble,pete (blepete), kata ini memiliki makna memiliki kemampuan untuk mengerti melalui pengalaman. Dan kata ini ditulis dengan bentuk Present Avctive Imperative, yang menunjukkan suatu perintah untuk melanjutkan sebuah kegiatan yang sedang berlangsung[11]. Hal ini menunjukkan bahwa Yohanes memerintahkan kepada pembaca suratnya agar mereka senantiasa mengerti dan memahami ajaran yang ia sampaikan agar mereka tidak kehilangan apa yang dikerjakan oleh Yohanes. Dalam bahasa Yunani, kata ‘kehilangan’ menggunakan kata avpole,shte (apolesete), kata ini memiliki makna dirusakkan, kata ini menggunakan bentuk Second Aorist Active Subjunctive, yang menunjukkan kegiatan yang telah selesai namun dampaknya masih berlangsung sampai saat ini[12]. Hal ini menunjukkan bahwa rasul Yohanes memperingatkan kepada pembaca suratnya agar senantiasa menjaga diri mereka agar apa yang dikerjakan oleh Yohanes tidak dihancurkan oleh penyesat dan antikris yang telah ia sebutkan di atas. Apa yang dikerjakan oleh Yohanes mengacu pada pelayanan pekabaran injil dan penggembalaan yang dilakukan oleh Yohanes. Rasul Yohanes khawatir bilamana hasil dari apa yang ia lekukan selama ini, yaitu pekabaran Injil dan penggembalaan kepada komunitasnya akan gagal jika pembaca suratnya mengalihkan iman mereka dari kebenaran yang ia imani[13]. Rasul Yohanes juga mengantisipasi hal tersebut dengan mengingatkan mereka akan upah yang sepenuhnya akan mereka terima. Hal ini merupakan penggambaran yang senada dengan apa yang tertulis dalam Mat 20:8, dimana upah diberikan kepada para pekerja. Dalam bahasa Yunani, kata ‘upah’ menggunakan kata misqo.n (miston). Dalam Perjanjian Baru, istilah ‘upah’ selalu memiliki ekspetasi kepada masalah eskatologis (Mat 5:12, Mark 9:41, 13:13, dsb). Allah memberikan kepada orang yang menjalankan perintahNya, yaitu percaya kepada Anak-Nya dan saling mengasihi sebuah upah yang sempurna, yaitu kehidupan yang kekal (I Yoh 2:25). Hal tersebut juga telah dituliskan oleh Yohanes dalam injil yang ia tulis, seperti dalam Yoh 4:36, 6:27-29, dan juga Wahyu 3:11-12[14]. Yohanes mengingatkan kepada pembaca suratnya, bahwa apabila mereka tetap berpegang teguh pada iman kepada Yesus Kristus, Anak Allah maka mereka akan menerima upah yang sempurna, yaitu kehidupan yang kekal.
Yohanes kemudian memberikan sebuah ketegasan kepada para pembacanya, dimana Yohanes menyatakan bahwa setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Dalam bahasa Yunani, kata ‘tidak tinggal’ menggunakan kata proa,gwn (proagon), menurut Thayer, kata ini memiliki pengertian mengabaikan[15]. Hal ini mengindikasikan bahwa yang Yohanes maksudkan ialah bahwa orang-orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus adalah orang-orang yang sesungguhnya tahu tentang ajaran Kristus itu, tetapi ia justru mengabaikan dan tidak peduli kepada ajaran tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa orang-orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus itu memang sengaja untuk tidak mau hidup di dalam ajaran yang diberikan oleh Yesus. Orang-orang seperti ini merupakan orang-orang yang lebih mengikuti guru-guru palsu, atau yang tadi disebut oleh Yohanes sebagai penyesat dan antikris. Bila melihat konteks surat Yohanes, maka kita akan mendapati bahwa apa yang diajarkan oleh Yesus ialah bahwa Yesus, Anak Allah telah datang sebagai manusia (I Yoh 4:2). Bagi orang-orang dalam golongan seperti ini, Yohanes menyatakan bahwa mereka tidak memiliki Allah. Hal ini dengan sangat tegas dinyatakan oleh rasul Yohanes, dimana ia menyatakan bahwa orang-orang tersebut tidak memiliki hubungan dengan Allah. ‘Memiliki Allah’ memiliki pengertian memiliki hubungan spiritual dengan Allah (I Yoh 2:23). Mereka yang menolak kedatangan Yesus, Anak Allah sebagai manusia memiliki pemahaman yang salah terhadap Allah [16]. Kemudian Yohanes memberikan sebuah perbandingan yang berbanding terbalik dengan apa yang ia nyatakan sebelumnya, dimana Yohanes menyatakan bahwa orang-orang yang tinggal di dalam pengajaran itu akan memiliki Bapa dan Anak. Merupakan suatu hal yang mustahil untuk memisahkan Bapa dan Anak dalam pemahaman iman Kristen, sebab kita tidak dapat memiliki persekutuan dengan yang satu dan tidak dengan yang lain. Hal ini membuat, barangsiapa yang menerima ajaran Yesus akan memiliki persekutuan dengan Bapa dan Anak[17]. 
Kemudian rasul Yohanes juga menambahkan nasihatnya kepada Ibu yang terpilih, yaitu gereja yang menjadi alamat penulisan suratnya yang kedua ini. Yohanes menyatakan bahwa apabila ada seseorang yang datang kepada mereka dan tidak membawa ajaran yang disampaikan oleh Yohanes ini, Yohanes menasihatkan mereka untuk tidak menerima mereka. Ajaran yang dimaksudkan oleh Yohanes ialah pengajaran yang menyatakan bahwa Yesus telah datang sebagai manusia, seperti yang ia ajarkan di Yoh 1:14, I Yoh 4:2-3, II Yoh 1:7. Yohanes tidak pernah bosan untuk mengingatkan mereka akan ajaran ini, sebab Yohanes menyadari bahwa pengajaran tersebut telah ada di dunia ini, dan sewaktu-waktu dapat datang kepada murid-muridnya (I Yoh 4:3b). Kata ei; tij e;rcetai (ei tis erketai), yang dapat diterjemahkan ‘bila seseorang mendekat’ mengindikasikan bahwa kemungkinan datangnya penyesat-penyesat itu dari luar sangat mungkin terjadi dan tidaklah jauh dari mereka[18]. Lebih lagi, Yohanes menambahkan pesannya kepada penerima suratnya ini bahwa mereka dilarang untuk menerima penyesat-penyesat itu di dalam rumah mereka. Dalam bahasa Yunani, kata ‘menerima’ menggunakan kata lamba,nete (lambanete), kata ini menggunakan bentuk Present Active Imperative, yang menunjukkan perintah untuk melanjutkan kegiatan yang sedang berlangsung[19]. Hal ini menunjukkan bahwa saat penerima surat Yohanes menerima suratnya yang kedua ini, mereka pun sedang mengerjakan tindakan untuk tidak menerima penyesat-penyesat itu di rumah mereka. Yohanes menyadari bahaya guru-guru palsu itu. Mereka tidak boleh diberikan keramah-tamahan, dan penolakan pemberian keramahan kepada mereka merupakan jalan yang efektif untuk menghentikan pekerjaan mereka[20]. Yohanes sangat menyadari bahaya yang ditimbulkan karena menerima penyesat-penyesat itu dirumah mereka. Penerimaan para penyesat di rumah memiliki makna menyetujui ajaran yang mereka berikan[21]. Menyadari hal tersebut, Yohanes segera mencegahnya sebelum hal itu terjadi. Bahkan, tidak hanya sebatas sampai disana, Rasul Yohanes juga menambahkan pesannya kepada jemaat penerima suratnya ini, ia juga memerintahkan kepada mereka untuk tidak memberikan salam kepada penyesat-penyesat itu. Hal ini menunjukkan bahwa gereja tidak mempunyai toleransi terhadap mereka yang ajaran-ajarannya menghancurkan gereja[22]. Dalam bahasa Yunani, kata ‘memberi salam’ menggunakan penambahan kata cai,rein (kairein), menurut Strong, kata ini memiliki makna senang, bahagia, sukacita, dsb[23]. Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian salam kepada penyesat-penyesat yang menyebarkan ajaran-ajaran palsu merupakan tindakan yang identik dengan menyambut mereka dengan senang dan bahagia. Dan hal ini berarti mereka menyetujui apa yang diajarkan oleh para penyesat itu.
Yohanes kemudian memperjelas pesan yang ia sampaikan kepada penerima suratnya tentang pemberian salam kepada para penyesat itu. Yohanes menyatakan bahwa barangsiapa yang memberi salam kepada penyesat-penyesat itu, maka mereka mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat. Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa ketika seseorang memberikan salam kepada penyesat yang datang, maka dapat dikatakan bahwa ia menyetujui apa yang diajarkan oleh penyesat itu. Inilah yang menyebabkan mengapa Yohanes sangat serius tentang masalah ini. Ia tidak mengehendaki para muridnya terjerumus dengan pengajaran sesat yang tengah disebarkan di dunia. Oleh sebab itu, Yohanes memerintahkan kepada jemaatnya untuk tidak menerima penyesat-penyesat itu dalam rumah mereka, bahkan tidak juga memberikan salam kepada penyesat-penyesat itu. Dalam bahasa Yunani, kata ‘mendapat bagian’ menggunakan kata koinwnei/ (koinonei), kata ini memiliki makna masuk ke dalam untuk bersekutu[24]. Hal ini menunjukkan bahwa apabila mereka memberi salam kepada para penyesat-penyesat itu, maka mereka akan bersekutu dengan para penyesat-penyesat itu. Hal tersebut berarti mereka juga ambil bagian dari pekerjaan yang dilakukan oleh para penyesat itu. Dan Yohanes menyebutkan bahwa orang yang keluar dari ajaran Kristus atau dengan kata lain mengikuti ajaran di luar ajaran Kristus, maka ia tidak memiliki Allah, dan bila seseorang tidak memiliki Allah maka ia juga tidak memiliki hidup kekal.
Mengakhiri suratnya yang kedua ini, rasul Yohanes menuliskan bahwa sesungguhnya masih banyak yang ingin ia tulis kepada jemaatnya itu, tetapi Yohanes tidak mau untuk melakukannya, sebab ia mau untuk dapat langsung untuk datang kepada mereka dan dapat berbicara langsung kepada mereka muka dengan muka.Yohanes memperingatkan murid-muridnya tentang perlunya hidup di dalam kebenaran dan kasih. Meskipun pernyataan ‘banyak hal’ tetap tertulis, ia lebih suka untuk mengadakan pertemuan yang bersifat pribadi dan berdialog dengan jemaatnya. Rasul Yohanes menyadari bahwa pesan yang ia sampaikan akan menjadi semakin dapat diterima oleh jemaatnya apabila ia dapat bertemu langsung dengan jemaatnya. Pesannya tidak akan dapat sepenuhnya diterima oleh jemaatnya apabila hanya ia sampaikan lewat suratnya. Kemudian Rasul Yohanes menutup suratnya dengan ucapan salam kepada jemaatnya yang menjadi alamat penulisan suratnya yang kedua ini dari anak-anak saudara mereka yang terpilih. Hal ini menunjukkan bahwa jemaat Yohanes yang lain juga menyampaikan salam kepada mereka.
Sintesis
Setelah menganalisis ketiga belas ayat di atas, selanjutnya pada bagian ini akan diberikan sintesisnya. Melalui ketiga belas ayat dalam surat Yohanes yang kedua, Yohanes menyampaikan kepada komunitasnya agar mereka tetap ada di dalam ajaran Kristus, yaitu agar mereka dapat saling mengasihi dan tetap percaya kepada Yesus, Anak Allah. Hal tersebut ia sampaikan karena banyaknya para penyesat yang coba untuk menggoyahkan iman mereka dalam Yesus. Yohanes memberikan janji kepada mereka apabila mereka tetap tinggal di dalam Yesus, yaitu kehidupan kekal yang pasti akan mereka terima apabila mereka tetap tinggal di dalam ajaran yang Yesus ajarkan. Yohanes menyampaikan kepada mereka agar mereka tidak memberikan sedikitpun kesempatan kepada para penyesat-penyesat itu, sebab apabila mereka memberikan kesempatan maka mereka akan termasuk dalam penyesat-penyesat itu.
Jawaban atas pertanyaan penelitian
Menjawab pertanyaan penelitian yang pertama, yang dimaksudkan oleh Yohanes dengan Ibu yang terpilih adalah gereja yang dilukiskan secara figuratif. Jawaban atas pertanyaan penelitian yang kedua, yang dimaksud dengan orang yang telah mengenal kebenaran adalah orang yang telah dan terus menerus melakukan firman Tuhan. Jawaban atas pertanyaan penelitian yang ketiga, yang dimaksud dengan hidup di dalam kebenaran adalah memiliki gaya hidup dan senantiasa berjalan sesuai dengan firman Tuhan yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Jawaban atas pertanyaan penelitian yang keempat, memiliki Bapa maupun Anak adalah bahwa persekutuan antara Bapa dengan Anak tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, apabila seseorang memiliki Bapa maka secara otomatis ia akan memiliki Anak, yaitu Yesus Kristus. Jawaban atas pertanyaan penelitian kelima, Mengapa hanya dengan memberi salam kepada penyesat, kita akan mendapat bagian dalam perbuatan yang jahat, salam identik dengan sambutan dengan sukacita dan menyetujui apa yang disampaikan. Jadi apabila seseorang memberikan salam kepada salah seorang penyesat maka ia juga menyetujui apa yang disampaikan oleh para penyesat itu.


[1] J.B Taylor, dalam Ensiklopedia Masa Kini Jilid II, hlm 493
[2] L.L. Morris, dalam Ensiklopedia Masa Kini Jilid I, hlm 416
[3] Ambessa, 29-30
[4] Ibid, 26
[5] Ibid, 31
[6] Ambessa, 36
[7] NET Bible
[8] Ambessa, 18
[9] E-Sword, Strong G2065
[10] E-Sword, Strong G4108
[11] Ambessa, 38
[12] Ibid, 36
[13] I Howard Marshall, The International Commentary on The New Testament The Epistles of John, (Michigan : William B. Eerdmans Publishing Company), 72
[14] Stephen S Smalley, Word Biblical Commentary 1,2,3 John, (Texas : Word Books Publisher), 331
[15] E-Sword, Thayer G3845
[16] Marshall, 73
[17] Ibid, 73
[18] Stephen S Smalley, Word Biblical Commentary 1,2,3 John, (Texas : Word Books Publisher), 333
[19] Ambessa, 38
[20] Wlliam Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Surat-surat Yohanes dan Surat Yudas, (Jakarta : BPK Gunung Mulia), 239-240
[21] E-Sword, Barnes Commentary 2Jo 1:10, Receive him not into your house
[22] Barclay, 240
[23] E-Sword, Strong G5463
[24] E-Sword, Thayer G2841

Tidak ada komentar:

Posting Komentar